sekilas Tentang Gizi Buruk
Di saat teknologi kian berkembang pesat di satu bagian dunia, ternyata di sisi belahan dunia lain masih tercatat satu dari tiap tiga orang anak meninggal setiap tahunnya karena gizi yang buruk. Begitu pula di Indonesia, saat ini masih jutaan balita tercatat memiliki status gizi yang buruk, hasil pemetaan dari depkes menunjukkan bahwa 2 dari 4 orang anak di 72 % kabupaten di seluruh Indonesia menderita gizi kurang.
Masalah kurang gizi ini banyak dialami anak-anak sejak masih dalam kandungan, dan sedihnya, kerusakan yang terjadi tidak dapat diperbaiki ketika anak menjelang dewasa. Anak-anak yang pernah menderita status kurang gizi cenderung memiliki tinggi badan yang pendek dan biasanya tidak berprestasi dalam proses pendidikan.
Di dunia kedokteran gizi buruk lebih dikenal dengan nama Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat. KEP, sesuai dengan namanya, memiliki pengertian keadaan kekurangan energi dan protein akibat kurang mengonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.
KEP terbagi menjadi dua yaitu KEP ringan dan KEP berat. KEP ringan biasa disebut gizi kurang, terjadi bila berat badan anak hanya 60-90 % dari berat badan menurut standar yang telah ditentukan. Sedangkan gizi buruk atau KEP berat terjadi bila berat badan anak kurang dari 60 % dari angka standar.
Istilah yang juga berhubungan dengan gizi buruk adalah marasmus dan kwashiorkor. Bentuk marasmus terjadi bila si anak lebih kekurangan kalori/energi, sedangkan kwashiorkor lebih karena kekurangan zat protein.
Pemeriksaan yang harus dilakukan untuk memastikan gizi buruk
- Penimbangan
- Pengukuran panjang/tinggi badan, dan atau pemeriksaan tanda klinis
- Pembandingan hasil pengukuran dengan Buku Rujukan Penilaian Status Gizi
- Pemeriksaan Darah Lengkap, seperti Hb
Bila dari hasil pembandingan hasilnya jauh di bawah garis normal dan atau ditemukan satu atau dua tanda klinis, maka kemudian ditetapkan sebagai Gizi Buruk.
Pengobatan dan Pencegahan Yang Bisa Dilakukan
Pengobatan / Terapi
Kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan gula. Pemberian protein akan dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah meningkatkan energi. Suplemen mineral dan vitamin juga penting diberikan. Kadangkala anak-anak penderita gizi buruk mengalami intolerance lactosa, sehingga perlu diberikan suplemen enzim lactase.
Terapi untuk kondisi ini bervariasi tergantung dari berat ringan penyakit. Apabila sudah sampai banyak menimbulkan penyakit penyerta, seperti diare, anemia, infeksi paru dan kulit serta berbagai penyakit lainnya, maka hal ini juga perlu diobati.
Penanganan yang dini biasanya menimbulkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa meningkatkan kondisi kesehatan secara umum, namun biasanya terdapat sisa gejala fisik permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Pencegahan
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari status gizi buruk :
- Berikan makanan yang tepat dan seimbang kepada anak anda yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Lemak minimal diberikan 10 % dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein diberikan 12 % dari total kalori. Sisanya adalah karbohidrat.
- Rajin mengukur berat badan dan tinggi badan anak anda dan mengawasi apakah anak anda berada dalam standar pertumbuhan normal
Istilah yang juga berhubungan dengan gizi buruk adalah marasmus dan kwashiorkor. Bentuk marasmus terjadi bila si anak lebih kekurangan kalori/energi, sedangkan kwashiorkor lebih karena kekurangan zat protein.
Gejala dan Tanda Yang Harus Diwaspadai
Gejala dan Tanda yang bisa ditemukan pada anak yang menderita gizi buruk adalah :
- Anak sangat kurus
- Tinggi badan jauh lebih pendek dibanding anak-anak seusianya
- Wajah seperti orang tua
- Anak tampak lemah, lesu dan tidak bertenaga
- Cengeng dan rewel
- Rambut tipis, jarang, dan kusam
- Kulit keriput
- Tulang iga tampak jelas
- Pantat kendur dan keriput
- Perut cekung
Akibat dan Pemeriksaan Yang Bisa Dilakukan
Akibat yang bisa terjadi oleh status gizi buruk adalah;
- Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan.
- Intelegensia yang rendah
- Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari anak normal
- Lebih sering terkena sakit infeksi seperti batuk pilek, diare, TBC, dan lain-lain karena turunnya kekebalan tubuh
http://www.klikdokter.com/
Di dunia kedokteran gizi buruk lebih dikenal dengan nama Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat. KEP, sesuai dengan namanya, memiliki pengertian keadaan kekurangan energi dan protein akibat kurang mengonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama.
KEP terbagi menjadi dua yaitu KEP ringan dan KEP berat. KEP ringan biasa disebut gizi kurang, terjadi bila berat badan anak hanya 60-90 % dari berat badan menurut standar yang telah ditentukan. Sedangkan gizi buruk atau KEP berat terjadi bila berat badan anak kurang dari 60 % dari angka standar.
Istilah yang juga berhubungan dengan gizi buruk adalah marasmus dan kwashiorkor. Bentuk marasmus terjadi bila si anak lebih kekurangan kalori/energi, sedangkan kwashiorkor lebih karena kekurangan zat protein.
- Penimbangan
- Pengukuran panjang/tinggi badan, dan atau pemeriksaan tanda klinis
- Pembandingan hasil pengukuran dengan Buku Rujukan Penilaian Status Gizi
- Pemeriksaan Darah Lengkap, seperti Hb
Kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan gula. Pemberian protein akan dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah meningkatkan energi. Suplemen mineral dan vitamin juga penting diberikan. Kadangkala anak-anak penderita gizi buruk mengalami intolerance lactosa, sehingga perlu diberikan suplemen enzim lactase.
Penanganan yang dini biasanya menimbulkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa meningkatkan kondisi kesehatan secara umum, namun biasanya terdapat sisa gejala fisik permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari status gizi buruk :
- Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan.
- Intelegensia yang rendah
- Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari anak normal
- Lebih sering terkena sakit infeksi seperti batuk pilek, diare, TBC, dan lain-lain karena turunnya kekebalan tubuh